Banyak orang beli mobil bekas cuma fokus di bodi, mesin, dan interior, padahal salah satu bagian paling krusial yang sering bikin nyesel adalah kaki-kaki mobil.
Kaki-kaki alias suspensi, sistem kemudi, dan bagian bawah mobil itu ibarat tulang dan sendi manusia — kalau udah lemah, mobil bakal goyang, bunyi, dan gak nyaman dikendarai.
Masalahnya, kerusakan kaki-kaki sering gak kelihatan dari luar. Baru ketahuan waktu lo test drive, kalau lo tahu cara rasain dan dengarnya.
Nah, biar gak salah beli, berikut panduan lengkap cara cek kaki-kaki mobil bekas saat test drive — biar lo bisa nentuin apakah mobil itu masih sehat atau udah capek di bawah.
1. Pahami Komponen Utama Kaki-Kaki Mobil
Sebelum mulai, lo harus tahu dulu bagian apa aja yang termasuk “kaki-kaki mobil” supaya bisa tau apa yang mau dicek.
Komponen utama kaki-kaki:
- Shockbreaker (peredam kejut)
- Per atau pegas (coil spring/leaf spring)
- Ball joint dan tie rod
- Bushing arm dan stabilizer
- Link stabilizer dan bearing roda
- Cross member dan dudukan suspensi
Setiap bagian punya peran penting buat kenyamanan dan kestabilan mobil. Kalau salah satunya aus, efeknya langsung terasa pas test drive.
2. Dengarkan Bunyi Saat Mobil Jalan Pelan
Pas mulai test drive, jangan langsung ngebut. Coba jalan pelan di jalan datar, terus buka jendela dan matiin audio.
Dengerin baik-baik suara dari bawah mobil.
Tanda-tanda kaki-kaki bermasalah:
- Bunyi “klotok-klotok” saat jalan pelan → biasanya dari bushing arm atau ball joint aus.
- Bunyi “krek-krek” waktu belok → bisa dari tie rod atau bearing roda.
- Bunyi “jedug” waktu lewatin lubang kecil → shockbreaker udah lemah.
Kalau mobil udah bunyi di kecepatan rendah, itu tanda kuat ada yang aus. Mobil sehat harusnya senyap di kecepatan pelan.
3. Coba Lewat Jalan Bergelombang atau Polisi Tidur
Bagian ini paling penting buat ngetes shockbreaker dan per.
Cara cek:
- Lewat polisi tidur pelan.
- Rasain respon suspensi.
Kondisi normal: mobil langsung stabil setelah naik-turun.
Kondisi rusak: mobil mantul lebih dari dua kali atau terasa keras banget (kayak naik delman).
Catatan:
- Kalau mobil “memantul” → shockbreaker udah lemah.
- Kalau terlalu keras dan mentul-mentul → shockbreaker mati total.
- Kalau ada suara gluduk → bushing arm pecah atau per dudukan udah longgar.
4. Rasakan Getaran di Setir
Pegang setir erat waktu mobil jalan di kecepatan 40–80 km/jam di jalan agak mulus.
Tanda kaki-kaki bermasalah dari setir:
- Setir bergetar di kecepatan tertentu → velg bengkok atau bearing roda rusak.
- Setir narik ke kiri atau kanan → spooring out atau suspensi gak seimbang.
- Setir terasa berat → tie rod macet atau power steering lemah.
Kalau lo lepas setir sebentar di jalan lurus dan mobil belok sendiri, itu tanda sistem roda depan gak lurus. Biasanya karena suspensi depan aus atau sasis udah gak simetris.
5. Uji Setir Saat Belok Penuh
Coba belok penuh ke kanan dan ke kiri (misalnya di parkiran).
Perhatikan:
- Ada suara “krek” atau “klak” → tanda as roda atau joint CV rusak.
- Setir berat dan bunyi dengung → pompa power steering mulai lemah.
- Getaran saat belok → bisa karena bearing roda depan udah oblak.
Kalau semua terasa halus dan setir balik otomatis ke posisi lurus, artinya sistem kemudi masih sehat.
6. Coba Rem Mendadak di Kecepatan Rendah
Selain buat ngetes rem, cara ini juga bisa ngasih tanda kondisi kaki-kaki.
Coba: jalan pelan, terus injak rem agak keras.
Amati:
- Kalau mobil narik ke satu sisi, berarti bushing arm beda kekuatannya atau kaliper rem macet.
- Kalau mobil goyang atau getar saat ngerem, bisa jadi rotor cakram bengkok atau bearing roda longgar.
Mobil sehat harusnya tetap lurus dan stabil waktu direm mendadak.
7. Dengarkan Bunyi dari Belakang
Banyak orang fokus ke kaki-kaki depan, padahal bagian belakang juga sering bermasalah.
Tanda kaki-kaki belakang udah lemah:
- Bunyi “jedug” atau “dug-dug” saat jalan di jalan rusak → bushing arm belakang atau per daun (untuk MPV/pick up) aus.
- Mobil goyang kayak perahu waktu di kecepatan tinggi → shock belakang lemah.
Coba dudukin bagian belakang mobil dan goyangin. Kalau langsung mental balik, artinya shock masih oke. Kalau mantul-mantul, berarti udah mati.
8. Coba Jalan di Permukaan Kasar (Batu atau Aspal Retak)
Jalan di permukaan kasar bisa bantu lo deteksi bunyi-bunyi halus yang gak kerasa di jalan mulus.
Perhatikan:
- Suara “klotok-klotok kecil” → link stabilizer aus.
- Suara “berderit” → karet dudukan shock udah kering.
- Bunyi “ngik-ngik” → bushing retak atau joint gak terlumasi.
Mobil sehat di jalan rusak tetap terasa solid, gak berisik kayak kaleng goyang.
9. Cek Saat Mobil Parkir (Tes Manual)
Setelah test drive, lo bisa lanjut tes manual.
Langkah-langkah:
- Tekan bagian depan dan belakang mobil ke bawah → rasain mantulnya.
- Goyang roda depan kiri-kanan → kalau goyang, bearing atau tie rod longgar.
- Goyang roda atas-bawah → kalau oblak, ball joint atau bearing rusak.
Kalau mobil terasa lembek waktu ditekan tapi gak balik cepat, itu tanda shockbreaker udah gak berfungsi optimal.
10. Perhatikan Posisi dan Tinggi Mobil
Lihat mobil dari jauh (dari depan dan samping).
Mobil yang sehat harus simetris dan seimbang.
Kalau salah satu sisi lebih rendah:
- Bisa karena per lemah.
- Bisa juga rangka miring atau dudukan shock retak.
Kondisi ini sering diabaikan, padahal efeknya besar buat kenyamanan dan ban cepat habis sebelah.
11. Rasakan Stabilitas di Kecepatan Tinggi
Kalau bisa, bawa mobil ke jalan agak panjang (tol atau jalan lurus).
Naikkan kecepatan sekitar 80–100 km/jam, lalu rasakan kestabilannya.
Tanda kaki-kaki bermasalah:
- Mobil terasa melayang atau limbung.
- Ada getaran dari bawah.
- Gak berani ngebut karena mobil goyang-goyang.
Kalau mobil meliuk di kecepatan tinggi, itu tanda shock lemah atau suspensi gak seimbang.
12. Cek Ban dan Pola Keausan
Setelah test drive, turun dan lihat pola ban.
Pola keausan bisa jadi petunjuk kondisi kaki-kaki:
- Ban aus di bagian dalam → camber negatif (suspensi miring).
- Ban aus di bagian luar → toe in/out gak presisi.
- Ban habis sebelah → suspensi gak rata.
Kalau ban baru tapi ausnya gak rata, artinya masalah kaki-kaki udah lama tapi ditutupin.
13. Bawa Mekanik Kalau Ragu
Kalau lo bukan tipe orang yang peka sama suara dan getaran mobil, ajak mekanik atau teknisi yang berpengalaman.
Mereka bisa langsung denger dan nebak dari bunyi.
Kadang kerusakan kaki-kaki kecil bisa dibiarkan, tapi kalau udah ke sasis dan arm utama, biaya perbaikannya bisa jutaan.
14. Jangan Lupa Cek Riwayat Servis
Kalau mobil bekas dari showroom, minta riwayat servis kaki-kaki.
Kadang mereka udah pernah ganti shock atau bushing, jadi lo bisa tahu umur part-nya.
Mobil bekas yang rutin diservis di bengkel spooring-balancing biasanya punya kaki-kaki yang lebih awet.
15. Kesimpulan: Cek Kaki-Kaki Itu Wajib, Bukan Pilihan
Kaki-kaki mobil bekas menentukan nyaman atau enggak-nya perjalanan lo.
Mobil dengan kaki-kaki aus bikin setir goyang, ban cepet habis, dan bikin lo lelah di jalan.
Jadi, jangan cuma lihat bodi kinclong — rasakan “tulang-tulangnya” juga waktu test drive.
Checklist cepat saat test drive:
✅ Dengerin bunyi “klotok” atau “jedug.”
✅ Rasain getaran di setir.
✅ Coba lewat jalan rusak & polisi tidur.
✅ Periksa keseimbangan & stabilitas.
✅ Lihat keausan ban & posisi bodi.
FAQ: Cara Cek Kaki-Kaki Mobil Bekas Saat Test Drive
1. Apakah kaki-kaki mobil bisa dicek tanpa naik ke lift?
Bisa, lewat test drive dan tes manual (tekan bodi, goyang roda). Tapi untuk diagnosis akurat, perlu naik ke lift.
2. Apa penyebab utama kaki-kaki cepat rusak?
Sering kena jalan berlubang, overloading, dan jarang spooring-balancing.
3. Berapa biaya perbaikan kaki-kaki mobil bekas?
Tergantung jenis mobil. Umumnya Rp1,5 juta – Rp5 juta kalau cuma ganti bushing dan shock.
4. Apakah kaki-kaki mobil bisa bikin boros bensin?
Bisa! Suspensi dan roda gak seimbang bikin gesekan tinggi dan beban mesin naik.
5. Gimana tanda shockbreaker masih bagus?
Mobil gak mantul lebih dari dua kali setelah ditekan, dan gak ada suara gluduk saat jalan.
6. Kapan harus spooring-balancing setelah beli mobil bekas?
Langsung lakukan setelah beli, biar kaki-kaki seimbang dan ban gak cepat aus.