Kalau kamu lagi mikir buat beli Samsung Galaxy A55, tapi masih ragu, artikel ini bakal jadi jawaban paling jujur buat kamu. Setelah 3 bulan pemakaian penuh — dari harian, kerja, foto-foto, sampai gaming ringan — kita bisa bilang kalau Galaxy A55 adalah salah satu HP mid-range terbaik Samsung tahun 2025. Tapi tentu, gak semuanya sempurna.
Biar kamu gak salah beli, yuk kita bahas detail review Samsung Galaxy A55 setelah 3 bulan pemakaian: mulai dari performa, desain, kamera, baterai, sampai hal-hal kecil yang baru terasa setelah dipakai lama.
Desain: Premium Banget untuk Kelas Mid-Range
Hal pertama yang langsung bikin jatuh cinta adalah desain Galaxy A55. Samsung beneran serius bikin HP ini terasa mewah kayak flagship. Dengan bodi metal frame dan kaca belakang Gorilla Glass Victus+, feel-nya solid banget di tangan, gak ada kesan “murahan” sama sekali.
Selama 3 bulan, finishing matte-nya terbukti tahan sidik jari dan gak gampang lecet, bahkan tanpa casing.
Warna yang paling standout:
- Awesome Iceblue (favorit Gen Z, kalem tapi keren)
- Awesome Lilac (aesthetic banget)
- Awesome Navy (buat yang suka elegan)
Poin plus besar buat build quality-nya, tapi minus kecilnya: HP ini agak berat di tangan (sekitar 213 gram). Setelah pemakaian lama, memang terasa lebih padat dari HP lain di kelas 5–6 jutaan, tapi itu harga yang sepadan buat tampilan premium.
Verdict desain: kalau kamu suka HP yang tampil elegan dan solid, Samsung Galaxy A55 menang telak di kelas mid-range.
Layar: Super AMOLED yang Masih Jadi Raja di Kelasnya
Gak bisa dipungkiri, layar Samsung Galaxy A55 adalah salah satu alasan kenapa HP ini enak banget dipakai. Panel Super AMOLED 6,6 inci Full HD+ dengan refresh rate 120Hz bikin scrolling terasa halus banget.
Selama 3 bulan, layar ini tetep nyenengin buat semua aktivitas — nonton Netflix, edit konten, atau sekadar scrolling TikTok. Warna kontrasnya mantap, dan brightness maksimalnya (1000 nits) bikin layar masih jelas banget bahkan di bawah terik matahari.
Yang bikin tambah solid: ada dukungan HDR10+. Jadi, kalau kamu suka nonton film atau drama di HP, kualitas visualnya bakal berasa banget bedanya.
Verdict layar: masih jadi salah satu yang terbaik di kelas 5–6 jutaan. Smooth, tajam, dan vibrant — tipikal khas Samsung.
Performa: Exynos 1480, Lebih Kencang Tapi Masih Ada Catatan
Selama 3 bulan, performa Samsung Galaxy A55 cukup stabil dan bisa diandalkan. HP ini ditenagai chipset Exynos 1480 (4nm) yang baru, dipadu dengan GPU Xclipse 530 berbasis AMD.
Untuk aktivitas harian kayak browsing, multitasking, sosmed, dan editing ringan, performanya lancar banget. Bahkan main game seperti Mobile Legends atau PUBG masih mulus di setting High.
Tapi saat dipakai buat game berat kayak Genshin Impact, mulai terasa agak hangat setelah 25–30 menit. Panasnya gak sampai mengganggu, tapi frame rate turun sedikit kalau main lama.
Skor AnTuTu (rata-rata): sekitar 720.000 poin, jauh lebih baik dari A54 generasi sebelumnya.
RAM dan storage:
- RAM 8GB (bisa diperluas virtual RAM 8GB tambahan).
- Storage 256GB UFS 3.1 — kecepatan baca tulisnya ngebut.
Verdict performa: untuk penggunaan sehari-hari dan produktivitas, Samsung Galaxy A55 udah lebih dari cukup. Tapi buat gamer berat, performa Exynos-nya masih kalah sedikit dibanding Snapdragon di level yang sama.
Kamera: Upgrade Signifikan, Apalagi di Kondisi Low Light
Samsung emang terkenal di sektor kamera, dan Galaxy A55 bukan pengecualian. Setelah 3 bulan pemakaian, kamera 50MP OIS-nya bisa dibilang konsisten banget.
Setup kameranya:
- 50MP (wide, OIS)
- 12MP (ultrawide)
- 5MP (macro)
- 32MP kamera depan
Hasil fotonya tajam, warna natural (gak lebay), dan dynamic range luas. Yang paling terasa bedanya dari A54 adalah performa low-light. Gambar malam lebih terang tapi tetap halus, gak terlalu banyak noise.
Mode portrait-nya juga makin presisi, terutama buat foto wajah atau objek dekat.
Kamera depan 32MP juga solid banget buat selfie atau video call — hasilnya jernih dan tone kulit natural.
Untuk video:
- Bisa rekam 4K 30fps depan-belakang.
- Stabilisasi OIS-nya sangat stabil, cocok buat vlogging.
Verdict kamera: gak cuma “bagus untuk mid-range,” tapi layak disebut flagship feel di harga segini.
Baterai: Awet, Tapi Fast Charging-nya Masih Tertinggal
Selama 3 bulan, baterai 5000 mAh di Samsung Galaxy A55 udah terbukti tahan banget. Dipakai harian (sosmed, streaming, browsing, kamera, dan game ringan), baterai bisa tahan 1,5 hari penuh.
Screen-on time rata-rata: 7–8 jam, tergantung pemakaian.
Tapi yang masih jadi keluhan klasik: charging-nya cuma 25W. Di saat HP lain udah 67W sampai 120W, Samsung masih jalan santai. Isi penuh dari 0 ke 100% butuh sekitar 1 jam 15 menit.
Verdict baterai: tahan lama banget, tapi kecepatan ngecas masih belum “2025 banget.”
Fitur Tambahan: Lengkap Banget dan Terasa Premium
Samsung gak pelit fitur di seri A55 ini. Selama 3 bulan, beberapa fitur yang paling berguna antara lain:
- IP67 tahan air dan debu (jarang ada di kelas menengah).
- Samsung Knox buat keamanan data ekstra.
- Dolby Atmos untuk suara jernih pas nonton film atau musik.
- Under-display fingerprint sensor cepat dan akurat.
- Software update 4 tahun + patch keamanan 5 tahun (salah satu yang terbaik di Android).
Dan yang paling keren: HP ini udah jalan di One UI 6.1 berbasis Android 14, yang tampilannya makin clean dan smooth banget.
Pengalaman Pemakaian 3 Bulan
Selama 3 bulan, Samsung Galaxy A55 terasa nyaman banget buat daily driver. Transisi antar aplikasi cepat, kamera konsisten, dan layar selalu bikin puas.
Beberapa hal yang baru kerasa setelah pemakaian lama:
- Daya tahan baterai stabil, gak cepat drop.
- Body metal memang bikin HP agak berat, tapi jadi lebih tahan banting.
- Speaker stereo cukup lantang tapi kurang bass.
- Suhu stabil meski dipakai multitasking lama.
- NFC, Wi-Fi 6, dan 5G semuanya lancar.
Secara keseluruhan, gak ada bug besar atau kendala serius. Samsung berhasil kasih pengalaman flagship-like dalam paket mid-range.
Kelebihan Samsung Galaxy A55
1. Desain premium banget.
Rasanya kayak pegang flagship dengan material kaca dan metal.
2. Layar Super AMOLED terbaik di kelasnya.
Warna cerah, halus, dan kontras tinggi.
3. Kamera stabil dan jernih.
Low-light makin oke, dan video stabil banget.
4. Baterai tahan lama.
Satu kali cas cukup buat aktivitas seharian penuh.
5. Software update panjang.
4 tahun major update, 5 tahun security patch — investasi jangka panjang banget.
Kekurangan Samsung Galaxy A55
1. Fast charging masih kalah jauh.
Di era 100W, Samsung masih pakai 25W.
2. Chipset Exynos kadang panas saat gaming berat.
Gak parah, tapi kerasa hangat setelah main lama.
3. Gak dapet charger di box.
Kamu harus beli adaptor terpisah.
4. Berat di tangan.
Bodi metal bikin bobotnya terasa padat.
Kesimpulan: Masih Worth It Banget di 2025
Setelah 3 bulan pemakaian, bisa dibilang Samsung Galaxy A55 masih jadi salah satu HP mid-range paling seimbang di tahun 2025.
Desainnya premium, layar top-tier, kamera konsisten, dan baterai tahan lama. Cocok banget buat kamu yang butuh HP stylish tapi tetap powerful buat kerja, hiburan, atau konten harian.
Kalau kamu gak masalah sama fast charging yang agak lambat, Samsung Galaxy A55 adalah paket komplet dengan value yang susah dikalahkan di kelas harga Rp 5–6 jutaan.